Uncategorized

Solo, The Historical City

Solo..

Kalo denger nama itu pasti ada 2 hal yang langsung di inget. Yang pertama Solo = sendiri dan yang ke dua Solo = Putri cantik dari keraton Solo. Kalo aku langsung terbayang yang kedua. Sedikit bercerita, waktu itu aku pergi ke Solo bersama dengan Dosen untuk mengikuti International Conference on New Media and Technology di Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Selama kurang lebih 3 hari aku berada di Solo dan bermalam di Hotel Syariah di Jl. Slamer Riyadi. Hotel Syariah disini tidak mengijinkan lawan jenis tinggal dalam satu kamar. Karena aku dan Dosen adalah sejenis (berasa tumbuh2an) maka kita pun bermalam di kamar yang sama. Dari luar Hotelnya terlihat sederhana, tapi fasilitasnya ga kalah sama bintang lima (bukan promosi). Disana disediakan free breakfast dan dinner. Letaknya juga strategis dipinggir jalan dan ga jauh dari stasiun kereta Wonosari dan Keraton Surakarta.

Waktu itu, setiba di Bandara Adi Soemarmo aku langsung jatuh cinta dengan Kota Solo. Ada beberapa hal yang membuat aku jatuh cinta dengan kota kecil ini. Pertama, Airport nya dihiasi dengan ukiran Batik khas Solo dan ukiran Jepara yang membuat terlihat sangat – sangat Indonesia. Berhubung aku sangat menyukai bahkan mencintai budaya Indonesia, aku sampai terkagum – kagum melihatnya. Yang kedua soal kebersihan, kebersihannya mulai perjalan dari airport menuju hotel aku tidak menemukan onggokan sampah atau bahkan genangan sampah yang ada di kali. Air di hotel tempat aku menginap juga tergolong sejuk dan bersih. Yang ketiga, transportasi di Solo 24 jam dan ada monorail kereta lokomotif di tengah kota, it’s so unique! Pelestarian budaya nya masih sangat di perhatikan di Kota ini. Dan yang terakhir dan yang paling saya suka dari Kota Solo adalah jajanan dan barang – barang lucu yang relatif murah. xoxo.

Ada beberapa tempat yang aku kunjungi selama 4 hari di Solo, take a look:

– Galabo

Galabo ini merupakan pusat jajanan Kota Solo yang ramai dikunjungi malam hari. Disini menjual makanan tradisional Solo mulai dari tahu petis, tahu campur hingga sate kuda. Banyak pilihan sepanjang jalan yang sudah di blok menjadi tempat jajan kalo malam hari ini. Harganya juga relatif murah untuk ukuran kaki lima yang cukup bersih.

– Sekaten

Sekaten merupakan sebuah Mal atau jalan aku sendiri kurang begitu hafal dan ngeh  waktu itu aku pergi ke tempat ini untuk mencari oleh – oleh dan pada akhirnya aku membeli sepasang lurik (pakaian khas Solo) sebagai oleh – oleh.

– Pasar Klewer

Siapa yang tidak tau Pasar Klewer, pusat batik murah di Kota Solo. Aku sampai memborong 7 buah baju batik sebagai oleh – oleh karena harganya Rp. 25.000/buah. Gak pake nawar langsung minta bungkus. Oiya, di  pasar klewer ini juga kita bisa membeli makanan dan mainan khas Kota Solo.

– Keraton Surakarta

Pasti taulah ya Keraton Solo yang satu ini, banyak hal – hal sejarah dan agak berbau mistis jika kita memasuki wilayah ini. Untuk masuk dan berkeliling Keraton kita wajib menitipkan sendal dan dimasukkan kedalam plastik serta membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000. Suasananya rindang sekali karna banyak pepohonan besar dan dibawah pohon masih terdapat sesajian.

Sebenarnya masih ada beberapa tempat lagi yang aku kunjungi di sana, tapi aku lupa namanya. Salah satunya aku juga sempat ketempat sentra pembuatan batik Laweyan dan sentra oleh- oleh khas Solo. FYI, waktu itu aku pulang dengan membawa 2 kardus oleh-oleh berisi makanan dan 1 koper berisi baju batik! Ada krupuk tahu, krupuk melinjo, sarang semut, dsb yang pastinya khas Solo dan enak.

Sepenggal cerita diatas wajarlah kalo membuat aku jatuh cinta dengan Kota ini. 4 hari disana tidaklah cukup untukku berkeliling dan mencari hal unik di sana. Ahh..rasanya ingin kembali lagi dan menjelajah lebih dalam serta berwisata ke Candi Cetok yang tidak sempat aku kunjungi.

See you Solo…